Rabu, 12 Maret 2014

AKSI DAMAI : Eksistensi & Aktualisasi TIK/KKPI di K13

Berikut ini kami sampaikan Hasil Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) AGTIKKNAS yang berlangsung dari tanggal 4 – 5 Maret 2014 di Jakarta. Berikut ini notulen lengkapnya :
  1. Penyusunan Press Release dan Pernyataan Sikap Asosiasi Guru TIK/KKPI Nasional untuk di publish di berbagai media seluruh Indonesia. (File Pernyataan sikap sudah di publish di http://agtikknas.org)
  2. Audiensi dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan sesuai dengan permohonan dari AGTIKKNAS dengan nomor surat: 001/002/AGTIKKNAS/2014 tanggal 26 Februari 2014, mendapat jawaban pada tanggal 3 Maret 2014 dari TU Menteri dan Sekretaris Menteri dengan nomor agenda : 322.aud/menteri/2014, bahwa Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berhalangan hadir dalam kegiatan audiensi dengan AGTIKKNAS. Atas dasar itulah maka pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dibatalkan.
  3. Rekan-rekan Guru TIK/KKPI diterima oleh Ibu Dra. Hj. Popong Otje Djundjunan, salah satu anggota komisi X DPR RI dari Fraksi Golkar di ruang Pimpinan Fraksi Golkar, pada kesempatan tersebut rekan rekan Guru TIK/KKPI dipersilakan mengemukakan aspirasinya mengenai pentingnya TIK/KKPI sebagai mata pelajaran wajib dalam struktur kurikulum 2013, serta mengenai Posisi guru TIK/KKPI dalam tinjauan distribusi guru dan beban kerja guru serta sertifikasi guru. Pada dasarnya Ibu Popong setuju dan sepakat bahwa mata pelajaran TIK/KKPI untuk diberikan sebagai mata pelajaran wajib di jenjang Dikdasmen, mengingat di era globalisasi ini teknologi informasi menjadi penting bagi peserta didik untuk dapat bersaing dengan bangsa lainnya. Beliau mengatakan bahwa DPR RI dapat menyampaikan aspirasi tersebut melalui hak dan fungsinya yaitu : Bertanya, Budget dan Pengawasan. Namun kebijakan dan pelaksanaan kurikulum 2013 secara teknis tetap berada pada ranah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beliau berjanji untuk tetap mengangkat hal yang diusulkan AGTIKKNAS dan menjadi isue utama dalam rapat kerja dengan Mendikbud. Beliau pun berpesan kepada para guru TIK/KKPI seluruh Indonesia untuk tetap tenang dan bekerja sesuai dengan kapasitasnya, mengingat perkembangan politik akan berkembang maka kebijakan mengenai Pendidikan pun dapat diprediksi ada perubahan.
  4. Sesuai dengan usulan dan permintaan teman teman untuk menggandeng PGRI, maka kami melakukan kordinasi dengan PB PGRI. Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia mendukung sepenuhnya dari mulai memfasilitasi kegiatan Asosiasi Guru TIK dan KKPI Nasional Republik Indonesia. Ketua PB PGRI, DR. Sulistio, M.Pd. sependapat bahwa mata pelajaran TIK/KKPI ini menjadi penting untuk tetap diberikan di jenjang SMP, SMA dan SMK, dan beliau berjanji akan menyampaikan aspirasi dari teman teman Guru TIK/KKPI kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kemudian beliau menyarankan bahwa AGTIKKNAS sebagai organisasi profesi untuk senantiasa bersama sama PGRI untuk mengawal upaya tersebut. Beliau pun menyampaikan bahwa PGRI tidak tinggal diam untuk membela semua kepentingan guru-guru di seluruh Indonesia.
  5. Guru TIK/KKPI Nasional diterima oleh Ibu DR. Reni, salah satu anggota Komisi X dari Fraksi PPP, dalam kegiatan dengar pendapat tersebut dibahas mengenai usulan bahwa pentingnya mata pelajaran TIK/KKPI untuk tetap diberikan pada jenjang Dikdasmen dalam struktur kurikulum 2013, kemudian diangkat pula masalah guru TIK /KKPI yang honorer baik di sekolah negeri maupun swasta, termasuk bagaimana mengenai beban kerja guru dan pemenuhan sertifikasi guru. Pada dasarnya DR. Reni sependapat dan setuju bahwa mata pelajaran TIK/KKPI dikembalikan menjadi mata pelajaran wajib dalam kurikulum 2013, karena menurut beliau di era persaingan bebas ini, Teknologi informasi berada pada peran strategis dalam membangun pendidikan berorientasi kreativitas. Beliau pun menyatakan bahwa kurikulum 2013 ini menimbulkan banyak permasalahan baru dan nampaknya tergesa-gesa untuk diterapkan, karena banyak keluhan dari masyarakat yang menjadi suatu data empiris, ini menunjukkan bahwa pemerintah dalam hal ini Mendikbud belum memiliki kesiapan yang ajeg dalam implementasi kurikulum 2013. Maka DPR RI dengan perannya bisa melakukan pengawalan terhadap implementasi kurikulum 2013 ini melalui hak budget dan atau pengawasan, sehingga diharapkan DPR RI, dapat memberikan masukan dan usulan serta tekanan politis kepada kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kaitan revitalisasi kurikulum 2013.
  6. Guru TIK/KKPI diterima di ruang kerja Dedi ‘miing’ Gumelar, salah satu anggota komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP, beliau sebetulnya sudah memahami permasalahan mengenai mata pelajaran TIK/KKPI dan nasib Guru TIK/KKPI saat diberlakukannya kurikulum 2013, dan beliau selalu concern dan bersikeras mengkritisi kebijakan Mendikbud. Beliau berjanji akan membawa hal ini menjadi Isue utama dalam rapat komisi X, dan mengatur jadwal serta mengagendakan AGTIKKNAS untuk berdiskusi dalam rapat komisi X DPR RI. Masa reses DPR RI dimulai pada tanggal 7 Maret 2014 s.d. 9 Mei 2014, kemungkinan agenda audiensi dengan Komisi X sekitar bulan Mei 2014.
Kesimpulan :

Dari kegiatan Rapat Kordinasi Asosiasi Guru TIK/KKPI Nasional pada tanggal 4 – 5 Maret 2014, dapat disimpulkan bahwa :
  1. Perlu tetap konsolidasi dan persamaan persepsi dari Guru TIK dan KKPI seluruh Indonesia agar tetap solid dalam upaya mempertahankan mata pelajaran TIK/KKPI sebagai mata pelajaran wajib yang diberikan pada jenjang DIKDASMEN.
  2. Pada dasarnya PB PGRI mendukung dan memfasilitasi Asosiasi Guru TIK dan KKPI nasional untuk memperjuangkan aspirasinya serta membela kepentingan guru.
  3. Pada dasarnya ketiga anggota komisi X DPR RI dari Fraksi Golkar, PPP dan PDIP, ketiganya merupakan anggota komisi X yang sangat concern dan cukup tajam serta memahami mengenai pendidikan, mereka sepakat dan mendukung untuk menjadikan isue dikembalikannya mata pelajaran TIK/KKPI dalam kurikulum 2013, serta memperjuangkan nasib guru TIK/KKPI sehingga dapat bekerja dengan tenang dan rasa aman dalam menjalankan tugasnya. Akan diagendakan rapat dengar pendapat antara AGTIKKNAS dengan Komisi X DPR RI pada sekitar bulan Mei 2014.
  4. Diharapkan kepada seluruh guru TIK/KKPI di Indonesia agar tetap mengajar seperti biasa, tidak perlu risau, sambil tetap mengawal kebijakan mengenai eksistensi mata pelajaran TIK/KKPI dan Guru TIK/KKPI dalam implementasi kurikulum 2013, kemungkinan ada perubahan kebijakan sesuai dengan perkembangan politik yang terjadi.
Demikian laporan kegiatan Rapat Kordinasi Asosiasi Guru TIK/KKPI Nasional, mengenai hal-hal yang terlewat untuk dicantumkan dalam laporan ini, akan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangn yang ada secara dinamis. Adapun kegiatan mengkampanyekan bahwa Mata Pelajaran TIK/KKPI menjadi penting dalam Implementasi Kurikulum 2013 dapat dilakukan melalui pembangunan opini publik diberbagai media cetak maupun elektronik.
Upaya akan terus dilakukan sampai ada jawaban yang pasti dalam bentuk Peraturan Menteri , sesuai dengan harapan dan kepentingan guru TIK/KKPI.
Untuk rekan rekan yang ingin memberikan Donasi bisa disampaikan melalui nomor rekening Bank Mandiri 1330010712099 atas nama Siti Khodijah Dewi Utari (Bendahara AGTIKKNAS) sampai Rekening Organisasi Resmi selesai dibuat.
TTD
Sekjen Agtikknas

Sabtu, 30 November 2013

Kurikulum 2013 Alergi terhadap Teknologi

Kurikulum 2013 telah diterapkan sejak Juli 2013 di beberapa sekolah yang menjadi pilot project. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Dr Ir H Musliar Kasim MS menyatakan, saat ini kurikulum di Indonesia membutuhkan hal yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif.

Insan semacam itu hanya bisa dihasilkan melalui kurikulum yang mengedepankan penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Menarik untuk mencermati apa yang disampaikan oleh beliau, di mana teknologi tidak dimasukkan dalam aspek penguatan Kurikulum 2013.

Mengapa hanya sikap, keterampilan dan pengetahuan terintegrasi saja yang menjadi penguatan dalam Kurikulum 2013? Padahal, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua kutub yang tidak bisa terpisahkan, keduanya merupakan suatu bagian yang tidak lepas dari kehidupan manusia dari awal peradaban sampai akhir kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring perkembangan peradaban manusia di dunia. Dalam Kurikulum 2013, peranan teknologi dipandang sebelah mata karena teknologi hanya dimaknai sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

Teknologi belum dimaknai sebagai ilmu yang harus dipelajari dan dikembangkan oleh guru maupun peserta didik. Kalau pandangan seperti ini masih terus dipertahankan oleh para pemangku kebijakan, maka sampai kapan bangsa ini hanya menjadi konsumen dalam pemakaian teknologi bukan sebagai produsen yang mampu mengembangkan berbagai bentuk rekayasa perangkat teknologi.
Sangat mengherankan memang, di tengah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dalam pusaran globalisasi, justru pemangku kebijakan di negeri ini menghapus mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA.

Alasan ini tentunya tidak masuk akal apabila kemudian pemerintah menganggap TIK tidak perlu menjadi pelajaran tersendiri melainkan TIK cukup terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Tidak ada lagi ruang bagi guru dan peserta didik untuk memanfaatkan TIK sebagai penghasil produk teknologi yang dapat bermanfaat bagi orang banyak.
Sebuah perbandingan yang cukup tajam a p a b i l a kita membandingkan fenomena ini dengan kondisi yang ada di negara lain, di mana pemerintah Inggris sangat fokus dengan pelajaran TIK dan memberikan beasiswa khusus untuk para pengajarnya. Sementara pemerintah Singapura bahkan mendorong penggunaan TIK secara nasional.

Mengapa Harus Alergi
Alergi terhadap masuknya muatan teknologi dalam kurikulum justru akan menjadikan kurikulum kurang dinamis. Tanpa kehadiran teknologi dalam sistem pembelajaran di sekolah, semakin menjauhkan peserta didik pada ketertinggalan penguasaan teknologi terkini.
Peserta didik tidak diberi hak untuk mendapatkan kondisi up to date dari perkembangan teknologi global, dan peserta didik juga tidak diberi kesempatan untuk berkreativitas dalam pengembangan perangkat teknologi melalui peran guru yang berkompeten dalam masalah itu. Seakan dilepas begitu saja dalam mencari sumber informasi secara mandiri dengan dalih segala informasi sudah tersedia lewat internet tinggal kita mencari dan mengembangkannya sendiri.

Bagaimanapun dan apa pun bentuknya, tanpa sentuhan guru yang berkompeten dalam bidang teknologi informasi dan tidak adanya pelajaran teknologi informasi yang mewadahinya, tentunya semua ini akan sia-sia karena tidak ada kontrol dan penguatan terhadap pemanfaatan teknologi informasi.
Apabila pelajaran TIK dikemas dengan muatan kurikulum yang menyesuaikan kondisi global, tentunya menghap u s p e l a - j a r a n TIK bukan merupakan solusi yang harus dilakukan oleh pemerintah. Ironis memang, di tengah persaingan global yang menuntut semua komponen harus menguasai teknologi, yang terjadi justru teknologi informasi belum mendapat tempat yang layak dalam Kurikulum 2013. (24)
—dikutip dari : Joko Sulistiyono SKom, guru SMA Negeri 6 Semarang

Selasa, 26 November 2013

KISI-KISI Soal UAS TIK Kelas VII Semester 1 2013/2014

Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran


1.1.       Mengidentifikasi berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi
Alat komunikasi kuno
Alat komunikasi modern

1.2.       Mendeskripsikan sejarah perkembangan  teknologi informasi dan  komunikasi dari masa lalu sampai  sekarang
Sejarah alat hitung
Sejarah komputer

1.3.       Menjelaskan peranan teknologi informasi dan komunikasi di dalam kehidupan sehari-hari
Peranan TIK di kehidupan sehari-hari

1.4.       Mengidentifikasi berbagai keuntungan dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
keuntungan dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

1.5.       Mengidentifikasi berbagai dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi

2.1.   Mengaktifkan komputer sesuai prosedur





Kesehatan dan keselamatan kerja
Langkah-langkah menghidupkan komputer dengan berbagai cara

2.2.   Operasi dasar Pada Sistem Operasi
Sistem Komputer



Indikator
NOMOR SOAL


Mengidentifikasi alat komunikasi kuno dan modern

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

Menjelaskan sejarah alat hitung
Menjelaskan sejarah komputer
8, 9, 10, 11, 12, 13

Menjelaskan Peranan TIK di bidang pendidikan, ekonomi social dsb
16, 17, 19, 20

Menjelaskan keuntungan dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
14, 15, 18


Menjelaskan dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30


Menjelaskan kesehatan dan keselamatan kerja di depan komputer
Mengaktifkan komputer sesuai prosedur.
Cool boot
Warm boot
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 46, 47

Wilayah Kerja Sistem Operasi
Menggunakan beberapa perintah dalam Sistem Operasi
41, 42, 43, 44, 45,
48, 49, 50


Senin, 18 November 2013

TUGAS TIK KELAS IX



Untuk anak-anakku yang terhebat..... Berikut ini adalah tugas akhir semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.
1. Membuat Simulasi Jaringan Komputer menggunakan Packet Tracer.
2. Kriteria Jaringan Komputer yang dibuat :
    a. Gedung terdiri dari  4 ruang
    b. Masing-masing ruang terdiri dari :
        1). Ruang A : 1 Server, 10 Komputer klient, 1 switch 24 port, dan 1 printer ;
        2). Ruang B : 12 Komputer Client, 1 Switch 24 port dan 1 Printer
        3). Ruang C : 10 Komputer Client, 1 Switch 24 port dan 1 printer, dan
        4). Ruang D : 8 Komputer Client, 1 Switch 24 port dan 1 printer
    c. IP Address Komputer Server 192.168.1.1
    d. Semua Komputer dapat saling mengakses
    e. IP Gateway Komputer Client  sama dengan IP Address Komputer Server
3. Dikumpulkan dalam bentuk file, kolektif 1 Kelas dengan nama file Nama Masing-masing Siswa.
4. Dikumpulkan Paling lambat tanggal 7 Desember 2013.

Demikian tugas ini disampaikan, agar diperhatikan dan dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Terima kasih

Jumat, 08 November 2013

Pelajaran TIK Dihapus, Guru Pengampu di Kulonprogo Resah

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Rencana penghapusan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Kurikulum Pendidikan Nasional 2013 oleh Kementerian pendidikan dan Kebudayaan RI, menuai protes dari para guru di Kulonprogo. Hal itu dikhawatirkan akan menghilangkan jam mengajar guru sebagai syarat sertifikasi dan bisa menimbulkan generasi yang gagap teknologi.

Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) TIK SMP Kulonprogo, Slamet Supriyanto, Kamis (7/11/2013) mengatakan, rencana penghapusan mata pelajaran TIK tersebut akan membuat para guru pengampu kehilangan jam ajarnya. Padahal, sesuai ketentuan kompetensi sertifikasi, guru pengampu harus memenuhi kuota waktu mengajar hingga 24 jam dalam seminggu. Pun begitu saat Ini belum ada penjelasan dari pemerintah terkait posisi para guru TIK padahal kurikulum baru tersebut sedianya akan mulai diberlakukan secara resmi pada Juli 2014 mendatang.
“Kami sangat resah dengan rencana tersebut. Nasib kami guru pengampu pelajaran TIK ini mau dikemanakan? Sampai saat ini belum ada kejelasan dari pemerintah terkait alokasi jam mengajar kami,” kata Slamet.

Dijelaskannya, di Kulonprogo ada sekitar 30 guru pengampu TIK tingkat SMP yang juga masih menunggu kepastian. Saat ini sudah ada lima sekolah yang sudah menghilangkan mata pelajaran TIK, yakni SMP 1 Wates, SMP 1 Samigaluh, SMP 2 Lendah, SMP 1 Galur, serta SMP Kanisius Kalibawang. Guru pengampunya kemudian ditugaskan untuk mengajar mata pelajaran lain, semisal mata pelajaran Prakarya. Slamet mengatakan, hal itu jelas tak sesuai dengan kompetensi dan sertifikasi guru yang bersangkutan.
“Ada beberapa rekan yang mengaku kesulitan saat mengajar karena ditugaskan mengajar pelajaran prakarya. Lha wong guru TI kok disuruh mengajar pengolahan dan penjernihan air bersih dalam mata pelajaran prakarya. Ini jelas ngga nyambung, ngga sesuai sertifikasi dan kompetensinya,” imbuhnya.

Selain menghilangkan jumlah jam mengajar guru, penghapusan mata pelajaran TIK tersebut menurutnya juga bisa berdampak pada hilangnya tunjangan profesi yang didapatkan guru, terutama guru bersertifikat. Namun, lanjutnya, kekhawatiran utama dari penghapusan itu adalah munculnya generasi yang gagap teknologi di masa depan. Pasalnya, tidak lagi ada pelajaran khusus tentang teknologi dan komunikasi. “Kami khawatir dalam 2-3 tahun ke depan bakal muncul genear yang gagap teknologi kalau pelajaran TIK ini dihapus,” tukasnya.
Pihaknya bersama para ketua MGMP TI se-DIY berencana menyurati presiden dan Komisi X DPR RI terkait persoalan ini. Pun awal November lalu, sudah dilakukan pertemuan antar guru tersebut untuk menyamakan persepsi. “Saat ini kami sedang menghimpun guru-guru di tingkat kabupaten untuk menyamakan persepsi. Setelah itu, kami akan kirim surat ke presiden,” katanya.

Sementara itu, menurut pengakuan guru pengampu pelajaran TIK SMP 1 Samigaluh, Ismi Indaryati, sekolahnya sudah menghilangkan pelajaran TIK bagi siswa kelas VII dan diganti mata pelajaran prakarya. Mau tak mau, dirinya harus menerima penugasan baru untuk mengajar mata pelajaran tersebut. Walaupun, background pendidikan keguruannya di bidang TIK murni.
“Otomatis, ini seperti membodohi siswa karena saya belum menguasai pelajarannya tapi sudah harus mengajarkan. Kalau daerah perkotaan yang maju, penghilangan itu mungkin tidak banyak berdampak. Tapi kalau di pelosok seperti kami, itu jelas sangat berpengaruh,” kata dia.(ing)

Minggu, 01 September 2013

Mas NUH Ngomong

Kurikulum 2013 telah diterapkan mulai Tahun Pelajaran Baru 2013/2014 pada 15 Juli lalu. Namun, pelaksanaannya baru akan efektif berjalan pada 19 Agustus mendatang.
 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, hal ini disebabkan ada sejumlah daerah yang selama bulan puasa sekolahnya libur total. 
“Ada sekolah yang tidak memberikan materi pelajaran reguler, tetapi materi pembentukan karakter. Misalnya di Provinsi Gorontalo,” katanya pada keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (22/8).

Nuh menyatakan setelah satu bulan pelaksanaan Kurikulum 2013 akan dilakukan monitoring dan evaluasi (monev). Kegiatan monev yang dilakukan, kata dia,  bukan sampling tetapi sensus. “Setiap sekolah sasaran akan dilihat,” jelasnya.

Menurut Nuh, aspek pertama yang akan dilihat selama monev adalah terkait materi atau bahan ajar. Kegiatan monev akan melibatkan guru, peserta didik, kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan orang tua. 

“Mereka diminta tanggapan dan kesan terhadap buku. Hal ini diperlukan sebab buku ini akan digunakan sebagai acuan buku pada semester 2, yang saat ini sedang disusun,” katanya.
Aspek lainnya, lanjut Nuh, adalah guru. Akan dilihat rapor guru mulai saat pelatihan nasional guru inti hingga guru sasaran. Tujuannya adalah ingin diketahui nilainya sebelum dilatih dan sesudah dilatih. “Kalau nilainya rendah akan dicek di lapangan sebagai proses pendampingan,” tuturnya.

Sungguh Tragis Nasibmu

Mata pelajaran itu akan diintegrasikan dengan semua mata pelajaran. Guru yang mengampu mata pelajaran TIK menjadi bingung dibuatnya. Sebab mereka sudah banyak yang mendapatkan sertifikat sebagai guru profesional di bidang TIK. Jumlahnya pun sudah ribuan orang. Belum ada petunjuk yang jelas, tentang kinerja guru TIK dalam kurikulum 2013 yang akan segera diterapkan di berapa sekolah yang ditunjuk. Saya sendiri diminta untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 dengan mata pelajaran Prakarya. Sebuah mata pelajaran baru di kurikulum 2013.
 
Semestinya, setiap kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan penerapan kurikulum 2013, harus diikuti juga dengan kebijakan lainnya. Sehingga apa yang sudah direncanakan oleh pemerintah tidak membingungkan para guru yang akan melaksanakannya. Sebab di mata guru kurikulum yang dibuat oleh pemerintah seringkali membingungkan. Tak salah kalau KBK dipelesatkan oleh teman-teman guru menjadi Kurikulum Bagaimana Kita, dan KTSP dipelesetkan menjadi Kurikulum Tidak Siap Pakai.

Seringkali, guru yang inspiratif dan kreatif mampu merombak kurikulum yang jelek (baca tidak siap pakai) itu menjadi pembelajaran yang mengundang, dan menyenangkan bagi peserta didiknya. Persoalannya bukan pada kurikulumnya, tetapi pada cara mengajar guru. Pemerintah sudah mengakui itu. Jika pemerintah sadar mutu pendidikan tak tergantung kurikulum, lalu untuk apa kita menghamburkan dana 800 miliar untuk kurikulum 2013 ?

Perlu diapresiasi pernyataan Pak Syawal Gultom, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidik Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemdikbud akan menata ulang peran guru-guru TIK yang sesuai karakteristik sekolah. Semoga pihak Kemdikbud dapat mengundang perwakilan para guru TIK yang menjadi pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di seluruh Indonesia.

Hasil diskusi saya dengan Pak Romlan Syukur, Wakil Kepala Pengembang Labschool, beliau menceritakan guru TIK akan tetap mengajar pelajaran di bidang TIK. Hanya saja, mungkin namanya sudah berganti bukan TIK lagi. Materipun lebih dikembangkan sehingga membuat peserta didik menjadi produsen pengetahuan di bidang TIK, dan bukan hanya menjadi konsumen TIK saja. Guru TIK justru akan mendapatkan tantangan baru. Guru TIK dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam penerapan kurikulum 2013 ini.

Jadi, Benarkah Guru TIK akan Tersisih di Kurikulum 2013? Jawabnya, guru TIK tak akan pernah tersisih, bila mereka terus membangun kepercayaan diri, dan meyakinkan pemerintah akan pentingnya mata pelajaran TIK ini dalam kurikulum kita. Pro dan kontra pasti terjadi. Dialog tentang hal ini sangat ramai sekali di blog : http://wijayalabs.com/2013/05/11/kenapa-pelajaran-tik-dihapuskan-dalam-kurikulum-2013-ini-jawabannya/.
di kutip dari : http://wijayalabs.blogdetik.com/2013/06/14/benarkah-guru-tik-akan-tersisih-di-kurikulum-2013/